Esai Cerpen Sisik Naga Di Jari Manis Gus Usup Karya M. Shoim
Anwar
Karya sastra
adalah sebuah produk masyarakat karena pengarang berada dan hidup di tengah
masyarakat serta dibentuk oleh anggota masyarakat berdasarkan desakan emosional
serta mempertimbangkan rasional tertentu.Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia
sering disuguhkan dengan berbagai masalah yang menyangkut jiwanya. Namun,
tidaklah mudah untuk mengetahui proses kejiwaan tersebut. Oleh karena itu,
diperlukan penelitian terhadap gejala kejiwaan karena gejala tersebut merupakan
perwujudan atau penjelmaan dari kehidupan jiwa.
Pengalaman dan
tingkahlaku manusia dapat digambarkan lewat tokoh rekaan dalam karya sastra.
Minderop (2011:1) mengatakan bahwa tokoh rekaan ini menampilkan berbagai watak
dan perilaku yang terkait dengan kejiwaan dan pengalaman psikologis atau
konflik-konflik sebagaimana dialami oleh manusia di dalam kehidupan nyata. Teori psikologi kepribadian
melahirkan konsep-konsep seperti dinamika pengaturan tingkahlaku, pola
tingkahlaku, model tingkahlaku dan perkembangan tingkahlaku. Sasaran utama
psikologi kepribadian adalah memperoleh informasi mengenai tingkah laku
manusia. Karya sastra, sejarah dan agama bisa memberikan informasi berharga
mengenai tingkahlaku manusia.
Dalam cerpen ini
tergambar dengan jelas bagaimana masyarakat menghormati Gus Usup. Cerpen ini
tergolong kepribadian “bijaksana” masuk kedalam golongan yang proses
pengiringnya kuat dan diberi tanda (+). Proses pengiring merupakan sedikit atau
banyaknya pengaruh dari kesan tersebut tidak lagi dalam alam kesadaran manusia.
Berikut ini kutipannya.
Ketika dia melintas di jalan, orang-orang
menyapanya dengan penuh rasa hormat, sedikit membungkukkan badan, menanyakan
mau ke mana, hingga mempersilakan mampir ke rumah. Sebuah kehormatan luar biasa
bila Gus Usup berkenan singgah dan menyeruput kopi yang kami suguhkan. Tentu
saja ini jarang terjadi. Gus Usup menjawab sapaan kami dengan tersenyum sambil
terus mengayuh sepedanya.
Dari
pengambaran secara tidak langsung pengarang atau indirekte charakterisierung yaitu melalui tingkah laku dari tokoh
utama ini menunjukkan kebijaksanaannya ketika berhadapan dengan orang lain sehingga tidak merugikan orang lain yang ada
disekitarnya. Dan menggambarkan bahwa Gus Usup memang sosok yang dihormati. Gus
Usup sosok yang ramah dan mudah akrab terhadap warga. Dilihat dari jawaban Gus
Usup yang tidak sombong terhadap sesame, Gus Usup seorang yang bijaksana dan bisa dijadikan panutan oleh warga disesanya.
Dari
kondisi fisik Gus Usup adalah seorang lelaki yang tampan, serta memiliki wajah
dan kulit yang kuning bersih. Dan cara berpakaiannya Gus Usup itu ia
menggenakan pakaian sangat sopan. Karena Gus Usup sangat memperhatikan
kebersihan dan juga kerapian sehingga Gus Usup terlihat sosok lelaki yang
tampan. Dari cara berpakaiannya itu dapat di lihat ia seorang yang praktis
karena ia menggenakan sarung sebatas dengkul sehingga Bulu-bulu keriting kelihatan tumbuh lebat di kakinya yang
kuning.
Dari tingkah laku Gus Usup tersebut di gambarkan bahwa enggan tidak mau
memanjangkan sarungnya karena agar terlihat sosok lelaki yang gagah.
Kepribadian
Gus Usup tidak hanya memiliki wajah yang tampan memlainkan Gus Usup juga pernah
menjadi anak nakal ketika usianya masih kecil. Oleh karena itu, ia di marahi. kepribadian
kesadaran perasaan. Dikatakan demikian
karena apabila dicermati tuturan tersebut menggambarkan seorang Gus Usup tidak
suka bergaul dengan anak kampung. Gus Usup sering menyindiri dan bermain
di sungai untuk mencari batu yang mirip
seperti batu akik. Dengan kebiasaan Gus
Usup tersebut Gus Usup tidak berani pulang ketika di ketahuan mandi di sungai
pasti akan di marahi. Oleh karena itu, ketika Gus Usup mandi di sungai menunggu
mata Gus Usup tidak merah agar tidak ketahuan. Dalam cerpen ini juga
menceritakan tentang Gus Usup
yang tidak pernah kalah dalam permainan kartu. Warga masyarakat percaya
bahwa cincin akik yang bergambar
sisik naga di jari Gus Usup itulah yang membuat dia tidak terkalahkan. Cerpen
ini menggambarkan kepribadian “tidak pantang menyerah” masuk kedalam kualitas
kejiwaan aktivitas. Aktivitas merupakan cara menyatakan diri dengan perasaan
dan pemikiran yang spontan dan kepribadian ini masuk kedalam golongan yang
aktif dan di beritanda (+). Dari penggambaran secara tidak langsung dapat
dilihat dari tidak pantang menyerah tokoh utama dengan keberaniannya menantang
teman-temannya. Dalam cerpen ini teman-teman Gus Usup sangat heran melihat Gus
Usup terutama guk mat. Guk mat
disini memiliki kepribadian
kesadaran perasaan. Guk Mat tampak kesal karena tidak pernah memenangkan
permainan kartu, selalu saja yang memenangkannya Gus Usup. Tiba-tiba di
tengah-tengah permainan yang sedang berlangsung, Gus Usup berhenti bermain
karena ingin ke toilet. Gus Usup tiba-tiba melemparkan jaket ke arah Guk Mat
dan masuk ke toilet kembali, sehingga tidak dapat berkonsentrasi dengan
permainan kartu diakibatkan perutnya yang sakit.
Dari sisi lain Gus Usup
juga memiliki kepribadian ”suka menolong” masuk kedalam golongan yang proses
pengiringnya dan diberi tanda (+). Proses pengiring merupakan sedikit atau
banyaknya pengaruh dari kesan tersebut tidak lagi dalam alam kesadaran manusia.
Dari
beberapa kutipan yang telah dipaparkan, cerpen Sisik Naga di Jari Manis Gus Usup ini memiliki kelebihan dan
kekurangan. Kelebihan dalam cerpen ini adalah M. Shoim Anwar mengangkat cerita
ini berdasarkan peristiwa atau fenomena sosial yang sering terjadi antara
kehidupan keluarga pondokan dengan warga masyarakat yang terjalin begitu
harmonis dan begitu menghormati satu sama lain.